Minggu, 14 Desember 2008

PROPOSAL SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM PEREDARAN DARAH

(Studi kasus terhadap peserta didik kelas XI SMAN 1 Rajagaluh)

Proposal Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

pada program Studi Tadris IPA-Biologi

jurusan Tarbiyah STAIN Cirebon

Disusun oleh:

Yayan Fauzan Ansory

NIM: 50540760

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

CIREBON

2008

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam meningkatkan mutu pendidikan, para guru dewasa ini memerlukan bekal yang cukup banyak untuk melaksanakan pendidikan dan pengajaran.

Salah satu usaha pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional yaitu selalu melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum untuk semua jenis dan jenjang pendidikan secara bertahap dan terus menerus. Perbaikan ini ditekankan kepada perubahan pola dan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan yang ada di masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh di segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari dunia bisnis sampai dunia pendidikan sangat merasakan manfaatannya. Sejalan dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tersebut, maka teknologi komputer sangat pesat, sehingga keunggulan komputer tidak hanya terbatas pada kemampuan mengolah data, tetapi lebih dari itu komputer dapat menunjang dalam proses pengambilan keputusan dan informasi..

Selain sarana untuk menyajikan informasi, komputer dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Pemanfaatan komputer sudah berkembang tidak hanya sebagai alat yang hanya dipergunakan untuk membantu urusan keadministrasian saja, melainkan juga sangat dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan media pembelajaran.

Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran. (http://jchkumaat.wordpress.com/2007/02/18/cai-media-pembelajaran-kontekstual-berbasis-informasi-teknologi/, diambil kamis, 7-8-08 pkl. 10.30 WIB)

Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan media cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.

Secara umum siswa sering mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran biologi, diantaranya adalah kesulitan dalam menghapal bahasa latin dan memahami suatu konsep biologi. Ini disebabkan siswa memandang pelajaran biologi adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. Biologi adalah salah satu mata pelajaran yang tidak kalah penting dengan mata pelajaran lainnya, karena pelajaran ini berhubungan dengan perilaku kehidupan kita sehari-hari dan semua makhluk yang ada dibumi maka dari itu pelajaran harus diusahakan menarik dan menyenangkan.

Gambaran permasalahan diatas menunjukkan bahwa pembelajaran biologi perlu diperbaiki guna meningkatkan pemahaman konsep siswa. Untuk itu diperlukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar biologi.

Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa perlunya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran biologi dengan dukungan media pembelajaran pada proses belajar mengajar. Menurut Djamerah dan Zain (1996: 136) dalam kegiatan belajar mengajar, ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Dan saat ini pemanfaatan komputer sangat diminati untuk media pembelajaran.

Setelah menyelesaikan suatu proses belajar untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dengan dukungan media pembelajaran tersebut, perlu adanya kerjasama antara guru dan peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru untuk mengidentifikasi masalah- masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat dikaji ditingkatkan dan dituntaskan. (http://4riif.wordpress.com/2008/07/10/proposal-penelitian-dukungan-media-pembelajaran-matematika-berbasis-tik-untuk-peningkatan-pemahaman-konsep/ diambil kamis, 7-8-08 pkl. 10.20 WIB)

Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada peningkatan pemahaman konsep sistem peredaran darah di jenjang SMA. Pemahaman dalam penelitian ini adalah kesanggupan dan kecakapan untuk mengenal fakta, konsep, prinsip, dan skill.

Sistem peredaran darah merupakan suatu sistem yang mengangkut semua sari-sari makanan dan O2 keseluruh tubuh. Penjelasan tentang materi ini tidak bisa hanya dengan kata-kata tetapi juga harus dengan simulasi dan animasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperlukan suatu dukungan media pembelajaran berbasis komputer untuk meningkatkan pemahaman konsep pada siswa khususnya pada pokok bahasan sistem peredaran darah siswa SMA.

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Wilayah penelitian dalam skripsi ini adalah media pembelajaran yaitu pengembangan media pembelajaran berbasis komputer untuk meningkatkan hasil belajar biologi pokok bahasan sistem peredaran darah (studi kasus terhadap peserta didik kelas xi SMAN 1 Rajagaluh).

b. Pendekatan penelitian dalam skripsi menggunakan pendekatan empirik dengan metode eksperimen yaitu melakukan penelitian lapangan yang langsung berhubungan dengan objek yang diteliti.

c. Jenis masalah dalam skripsi ini adalah ketidakjelasan hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer pada pokok bahasan sistem peredaran darah di SMAN 1 Rajagaluh.

2. Pembatasan Masalah

Ruang lingkup dan penelitian ini di batasi pada:

a. Materi pelajaran yang digunakan adalah pada pokok bahasan system peredaran darah

b. Metode yang digunakan adalah metode active learning

c. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII

d. Media yang digunakan adalah media komputer

e. Prestasi belajar siswa yang diukur yaitu hasil prestasi yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar selama melakukan penelitian melalui tesformatif pokok bahasan system peredaran darah

3. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :

1) Apakah proses pembelajaran biologi melalui dukungan media pembelajaran berbasis komputer oleh guru dapat meningkatkan pemahaman siswa?

2) Apakah proses pembelajaran biologi melalui dukungan pembelajaran berbasis komputer oleh guru dapat meningkatkan keaktifan, response, dan semangat belajar siswa?

3) Apakah proses pembelajaran biologi melalui dukungan media pembelajaran berbasis komputer oleh guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan-batasannya tentang objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep sistem peredaran darah

2) Meningkatkan keaktifan/response siswa dalam pembelajaran biologi khususnya pada pokok bahasan sistem peredaran darah.

3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi khususnya pada pokok bahasan sistem peredaran darah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran biologi, terutama pada peningkatan pemahaman siswa dalam mengikuti pelajaran biologi melalui dukungan media pembelajaran biologi dianggap penting dan perannya yang cukup besar dalam hal meningkatkan pemahaman, keaktifan/response dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran biologi. Oleh karena itu guru dapat menerapkannya pada pembelajaran biologi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini memberikan masukan kepada guru agar dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran biologi melalui dukungan media pembelajaran berbasis komputer bagi siswa yang menjadi obyek penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengalaman mengenai pembelajaran biologi dengan media pembelajaran berbasis komputer.

E. Kerangka Pemikiran

Guru adalah salah satu komponen manusia dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumberdaya manusia yang potensial dalam bidang pembangunan. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur di dalam pendidikan yang berperan aktif dan mendapatkannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa setiap guru mempunyai tanggungjawab untuk membawa siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Berkaitan dengan hal itu maka sebenarnya guru mempunyai peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, demi menuju kepada keberhasilan atau kesuksesan belajar bagi siswa.

Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun materi yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya adalah guru sebagai fasilitator, salurannya media pendidikan dan penerima pesannya adalh siswa. (Arief sadiman, dkk, 2003:11).

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran (Azhar arsyad: 1996:15). Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajarn yang sesuai, antara lain bertujuan jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa menguasai pembelajar yang berlangsung. Dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan di ciptakan oleh guru.

Menurut Oemar Hamalik (1986:15) mengemukakan bahwa pemakaian media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dari isi materi pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, memudahkan penafsiran data dan mendapatkan informasi.

Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru melakukan tahap evaluasi. Evaluasi belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur suatu perubahan perilaku yang telah terjadi pada umumnya hasil prestasi belajar. Penilaian hasil proses belajar hendaknyamenjadi bagian integral dari proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.prinsip ini mengisyaratkan pentingnya penilaian formatif sehingga berman faat bagi siswa maupun guru. (Nana sudjana: 1993).

Berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas penulis dapat mempertimbangkan bahawa penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa pada pembelajarn IPA-Biologi.

Dapat penulis gambarkan bahwa suatu proses pembelajaran yang menerapkan penggunaan media berbasis komputer dengan sebuah bagan dibawah ini:

Kurikulum






Guru




Proses belajar mengajar


Media komputer




Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variabel, sebagaimana yang dikutip oleh arikunto (1998: 85) untuk skripsi yang mempunyai dua variabel, maka variabel penelitian dilakukan sebagai berikut:

X1……..T

X2..........T

Keterangan:

X1 : Media pembelajaran komputer

X2 : Hasil belajar biologi

T : Tes

Dengan langkah menentukan subyek, melaksanakan pengajaran sesuai dengan prosedur kedua media tersebut, memberikan tes serta menganalisis hasil tes.

A. Hipotesis

Pada penelitian ini penulis mengambil hipotesis tentang pengaruh media pembelajaran berbasis komputer terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan kerangka diatas maka penulis menyusun hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer dengan hasil belajar siswa

Ha : Ada korelasi yang positif dan signifikan antara pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer dengan hasil belajar siswa.

Ho ditolak apabila thitung tabel. Jika kesimpulan yang didapat demikian maka terdapat pengaruh yang signifikan antara media pembelajaran berbasis komputer terhadap pemahaman konsep belajar siswa.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Proses Belajar Mengajar

1. Pengertian belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya menuju sesuatu yang lebih baik.

Menurut pandangan modern, belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 1994).

Belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditinjukan dalam bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkahlakunya, daya reaksinya, daya penerimanya, dan aspek-aspek yang ada pada individu. (Nana Sudjana, 1989).

Hakikat belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar adalah proses, proses yang diarahkan kepada tujuan proses proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang mengacu pada perubahan tingkah laku seseorang (Nana Sudjana, 1989).

Dengan demikian belajar merupakan proses perubahan diri sendiri menuju kedewasaan dalam interkasi dengan lingkungannya.

2. Pengertian mengajar

Menurut Nana Sudjana (1991) mengajar berarti mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar.

Menurut JJ Hasibuan (1986) adalah menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar dan merupakan kegiatan yang mutlak memerlukan keterlibatan individu dan anak didik.

Sedangkan menurut Nasution (1986) mengajar berarti membimbing aktivitas anak, mengajar juga membimbing pengalaman anak, dan mengajar berarti pula membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri dari lingkungannya.

Dengan demikian mengajar berarti membimbing aktivitas dan pengalaman anak serta mengatur dan mengorganisasi lingkungan disekitar siswa sehingga tercipta sistem lingkungan yang memungkkinkan terjadinya proses belajar.

3. Pengertian proses belajar mengajar

Yang dimaksud dengan pelaksanaan proses belajar mengajar adalah proses berlangsungnya belajar mengajar dikelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar ini mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.

Peranan guru adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya (Wringhtman, 1977).

Menurut Nana Sudjana (1987:148), pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi pentahapan sebagai berikut:

1. Tahap pra intruksional

Yakni tahap yang ditempuh pada saat memulai suatu proses belajar mengajar, yaitu:

a. Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak hadir

b. Bertanya kepada siswa dimana pembahasan sebelumnya.

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pelajaran yang perlu disampaikan

d. Mengajukan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan bahan yang sudah diberikan

e. Mengulang bahan pelajaran yang lain secara singkat tetapi mencakup semua aspek bahan

2. Tahap intruksional

Yakni tahap pemberian bahan pelajaran yang dapat diidentifikasikan beberapa kegiatan sebagai berikut:

a. Menjelaskan kepda siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa

b. Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas

c. Membahas pokok materi yang sudah dituliskan

d. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaliknya diberikan contoh-contoh yang kongkret, pertanyaan, tugas

e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan pada setiap materi pelajaran

f. Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi

3. Tahap evaluasi dan tindak lanjut

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap intruksional, kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa murid mengenai semua aspek pokok materi yang telah dibahas pada tahap intruksional

b. Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa (kuang dari 70%), maka guru harus mengulang pengajaran

c. Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau PR

d. Akhiri pembelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya

Jadi pelaksanaan proses belajar mengajar dapat disimpulkan sebagai terjadinya interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajarn kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. (B. Suryosubroto, 1997:36)

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian media

Kata media sendiri berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Arif S Sadiman, 2003: 6).

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Associationfor Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program instruktional. (Asnawir, 2002).

Media pendidikan menurut (Oemar Hamalik:1986) adalah alat metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikongkritkan dengan kehadiran media. Dengan kata lain, anak didik akan lebih mudah menerima bahan dari pada tanpa bantuan media (Syaiful Bahri dan Aswa Zain: 1995).

Gegne (1970 dalam Arief S Sadiman: 1984) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Brings berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan atau merangsang siswa untuk belajar.

Dengan demikian media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima pesan serta dapat merangsang siswa untuk belajar, karena dengan bantuan media seorang guru dapat menyajikan pelajaran dengan lebih baik dan menarik, sehingga meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

2. Klasifikasi media pendidikan

Untuk dapat mengefektifkan proses belajar mengajar perlu diadakanya media pendidikan, untuk lebih mudah mempelajarinya diadakan pengklasifikasian media pendidikan.

Rudi Bretz (1977) mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (linergraphic) dan simbol. (Asnawir, 2002).

Menurut Oemar Hamalik (1985: 63) terdapat 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu:

1. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro projection, papan tulis, bulletin board, gamabar-gambar, ilustrasi, poster, peta dan globe.

2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya: phonograph record, transkripsi elektrik, radio, rekaman pada tape recorder.

3. Alat-alatbyang busa dilihat dan didengar, misalnya film dan televise, benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipetunjukan, misalnya: model, specimens, bak pasir, peta electris, koleksi diorama.

4. Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.

Klasifikasi menurut brings (dalam Asnawir dan Basyruddin Usman: 2002) lebih mengarah kepada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari pada medianya sendiri. Disamping itu brings mengidentifikasikan 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar yaitu objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film bingkai, film televisi dan gambar.

Schramm (1997), memandang media dari segi kerumitan dan besarnya biaya. Dia membedakan anatara media rumit dan mahal (big media), media sederhana dan murah (little media).

Ada beberapa factor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran seperti halnya yang berkenaan dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa/sasaran, jenis rancangan pembelajaran, kondisi tempat, dan sebagainya. Factor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam aturan-aturan kriteria pemilihan media pembelajaran.

Gerlach dan Ely (1971) dalam Arsyad (2003:11) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya, yaitu:

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Media memanipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman yang dapat mengenal waktu.

c. Ciri Distributif (Distributive Property)

Media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melaui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut dijadikan tersebut disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalamn yang relatif sama mengenai kejadian itu.

(Arif. http://4riif.wordpress.com/2008/07/10/proposal-penelitian-dukungan-media-pembelajaran-matematika-berbasis-tik-untuk-peningkatan-pemahaman-konsep/. Di download tanggal 7-8-2008, pukul 10.30 WIB)

3. Media pembelajaran berbasis komputer

Komputer berasal dari bahasa latin computare yang berarti menghitung. Karena luasnya bidang garapan ilmu komputer, para pakar dan peneliti sedikit berbeda dalam mendefinisikan termininologi komputer

Menurut Hamacher, komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi.

Menurut Blissmer, komputer adalah suatu alat elektonik yang mampu melakukan beberapa tugas yaitu : menerima input, memproses input tadi sesuai dengan programnya, menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan, dan menyediakan output dalam bentuk informasi.

Menurut Fuori, berpendapat bahwa komputer adalah suatu pemroses data yang dapat melakukan perhitungan besar secara cepat, termasuk perhitungan aritmetika dan operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia. (http://elink.sinau.web.id/index.php?option=com_content&task=view&id=46&Itemid=102)

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.

Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realita, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari bahasa asing. Namun demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu waktu atau tempat.

Tehnologi komputer adalah sebuah penemuan yang memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus di atas sehingga pembelajaran akan lebih optimal. Namun demikian masalah yang timbul tidak semudah yang dibayangkan. Pengajar adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merealisasikan kelima bentuk stimulus tersebut dalam bentuk pembelajaran. Namun kebanyakan pengajar tidak mempunyai kemampuan untuk menghadirkan kelima stimulus itu dengan program komputer sedangkan pemrogram komputer tidak menguasai pembelajaran bahasa.

Jalan keluarnya adalah merealisasikan stimulus-stimulus itu dalam program komputer dengan menggunakan piranti lunak yang mudah dipelajari sehingga dengan demikian para pengajar akan dengan mudah merealisasikan ide-ide pengajarannya.

Lee merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran (Lee, 1996) Alasan-alasan itu adalah: pengalaman, motivasi, meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik, interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global.

Dengan tersambungnya komputer pada jaringan internet maka pembelajar akan mendapat pengalaman yang lebih luas. Pembelajar tidak hanya menjadi penerima yang pasif melainkan juga menjadi penentu pembelajaran bagi dirinya sendiri. Pembelajaran dengan komputer akan memberikan motivasi yang lebih tinggi karena komputer selalu dikaitkan dengan kesenangan, permainan dan kreativitas. Dengan demikian pembelajaran itu sendiri akan meningkat.

Pembelajaran dengan komputer akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk mendapat materi pembelajaran yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun menjadi lebih bersifat pribadi yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda.

Di samping kelebihan dan keuntungan dari pembelajaran dengan komputer tentu saja ada kekurangan dan kelemahannaya. Hambatan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran antara lain adalah: hambatan dana, ketersediaan piranti lunak dan keras komputer, keterbatasan pengetahuan tehnis dan teoris dan penerimaan terhadap tehnologi.

(OT Ena. www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.do. 26 November 2008. di download tanggal 11 November 2008 jam 11.00 WIB)

Tujuan pemakaian komputer dalam media pembelajaran adalah:

1. Tujuan kognitif

Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri

2. Tujuan psikomotor

Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games dan simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja beberapa contoh program antara lain; simulasi peredaran darah, simulasi sistem gerak, dan sebagainya

3. Tujuan afektif

Bila program di desain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran aikap/afektif pun dapat dilakukan menggunakan media computer.

(http://209.85.175.104/search?q=cache:t78x1TlCiwMJ:www.unhas.ac.id/~rhiza/palu-2003/artikel/tele ajar.doc+proposal+PEMBELAJARAN+BERBASIS+KOMPUTER&hl=id&ct=clnk&cd=43&gl=id)

C. Hasil Belajar

Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan siswa yang membawa perubahan tingkah laku pada siswa tersebut. Menurut Oemar Hamalik (2003: 37) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, maka jelas bahwa tujuan belajar itu pada prinsipnya sama yaitu perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya.

Bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau tingkah lakunya tersebut masih lemah atau kurang. Tingkah laku memiliki unsur objektif atau unsur subjektif. Unsur objektif adalah unsur motorik atau jasmaniah, sedangkan unsur subjektif adalah unsur rohaniah. Unsur objektif inilah yang tampak, sedangkan unsur subjektifnya tidak tampak kecuali berdasarkan tingkah laku yang tampak itu. Misalnya seseorang yang sedang berpikir dapat kita lihat pada raut mukanya bahwa dia sedang berpikir, sedangkan proses berpikirnya itu sendiri tidak tampak.

Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah: pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap dan lain-lain. Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar tidak hanya diukur dari aspek kognitif saja, melainkan juga harus memperhatikan aspek afektif dan psikomotornya.

Hasil proses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu. Individu akan memperolah perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari dan sebagainya. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif, konatif dan motorik.

Lindgren (1958) dalam Muhammad Surya (17 :1999) menyatakan bahwa isi pembelajaran terdiri atas : kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Benyamin Bloom (1956) menyebutkan ada tiga kawasan perilaku sebagai hasil pembelajaran yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Merujuk pernyataan di atas, bahwa perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya salah satu aspek saja. Pembelajaran belum dikatakan lengkap apabila hanya menghasilkan perubahan satu atau dua aspek saja. Misal hasil belajar siswa baru berupa hafalan, maka ia belum mencakup seluruh perilaku lainnya. Jadi seorang anak dikatakan telah belajar Biologi, maka ia akan berubah perilakunya dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu guru hendaknya memperhatikan perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setelah proses pembelajaran

Adapun teori belajar terdapat tiga rumpun besar teori belajar menurut pandangan psikologi yaitu sebagai berikut :

1. Teori Disiplin Mental

2. Teori Behaviorisme

3. Teori Cognitive Gestalt-Filed

Teori disiplin mental merupakan pengembangan teori alamiah (natural unfoldment) atau "self actualization", dan teori apersepsi. Teori belajar ini dikembangkan tanpa dilandasi eksperimen, ini berarti dasar orientasinya adalah "filosofis atau apekulatif". Teori disiplin mental (Plato, Aristoteles) menganggap bahwa dalam belajar mental siswa didisiplinkan atau dilatih.

Teori Behaviorisme merupakan teori yang sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati atau diukur. Ada beberapa ciri dari teori ini yaitu mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil, bersifat mekanistik, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, dan menekankan pentingnya latihan (Syaodih Sukmadinata, 2003 : 168 dalam Saiful Sagala2006:43)

Teori Cognitive Gestalt-Filed memandang bahwa yang utama pada kehidupan manusia mengetahui (knowing) dan bukan respons. Artinya lebih menekankan pada pemahaman atau "insight" dan pengamatan sebagai suatu alternatif. Berkat pengalaman seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum mencapai pengertian. Suatu keseluruhan terdiri atas begian-bagian yang mempunyai hubungan yang bermakna satu sama lain.

(AhmadB.Arifin.http://ahmad-arifinelearning.blogspot.com/2008/01/proposal-komputer.html. di download tanggal 12 Desember 2008 pukul 16.30 WIB)